Di copas dari ID.TechinAsia.com [Dilshan Senaratne]
Apa yang kamu ketahui tentang startup milikmu? Tidak, saya tidak bertanya tentang tim, produk, atau pesaing kamu. Tapi, apa yang benar-benar kamu tahu tentang kondisi bisnis startup milikmu? “Sehatkah” bisnismu?
Kamu punya informasinya? Oke, seperti apa? Masalahnya, saat ini ada terlalu banyak informasi untuk diolah. Pada titik ini, mengukur metrik yang salah akan terbukti lebih berbahaya bagi bisnis daripada tidak mengukur metrik sama sekali.
Namun, tampaknya tidak semua informasi dibuat secara berimbang, dan startup tahap awal akan menjadi pihak yang paling rugi jika mengabaikan fakta ini.
Terlalu mengandalkan vanity metrics (biasanya data berupa jumlah pengguna, unggahan, dan pageview) bisa menjadi masalah. Sebab, data ini mudah dimanipulasi dan tidak selalu berkorelasi dengan data yang penting (seperti jumlah pengguna aktif, engagament pengguna, dll). Bisa dibilang, metrik ini biasanya berfokus pada potensi, bukan kenyataan yang sebenarnya. Optimisme terhadap jumlah tersebut memang diperlukan. Meski demikian, penting untuk dipahami bahwa jumlah potensi saja tidak cukup.
Berikut adalah sejumlah laporan bisnis yang perlu kamu buat saat menjalankan sebuah startup.
Burn rate
Burn rate sebenarnya lebih tepat disebut sebagai peringatan dibanding sebagai laporan. Dalam bentuk yang paling dasar, burn rate menunjukkan biaya operasional mingguan atau bulanan. Metrik ini bisa diandalkan untuk mengidentifikasi semua tagihan berulang seperti gaji, sewa, dan utilitas.Burn rate adalah metrik yang penting (atau bahkan yang paling penting) yang harus diukur oleh startup . Dengan mengetahui burn rate, kamu tidak perlu menjadi segenius Einstein untuk tahu berapa lama bisnismu bisa bertahan.
Work in progress (WIP)
WIP merupakan laporan yang penting di sektor layanan. Sederhananya, WIP menggambarkan rencana dan tanggal penyelesaian proyekmu. Laporan ini merangkum berapa banyak pendapatanmu di akhir masa kredit. Hal ini berguna saat kamu merencanakan pengeluaran modal dan ekspansi operasional (jika ada).Dalam bisnis yang saya jalani, WIP ditinjau secara mingguan. Rapat Senin pagi sebagian besar dihabiskan untuk membahas hal ini. Laporan WIP menunjukkan apakah kamu aman dengan arus keuangan saat ini, dan membantu meringankan beban burn rate menjelang tenggat waktu yang kian mendekat.
Cashflow (arus kas)
Laporan arus kas ini bisa dibilang cukup standar. Setiap bisnis membuat laporan tentang utang (account payables/ AP) dan piutang (account receivables/ AR). Laporan ini membantu memahami kesehatan dan keseimbangan keuangan bisnismu.Dalam kasus bisnis startup, akuntabilitas laporan keuangan mungkin belum terisi. Meski demikian, laporan piutang bisa mendorong startup untuk menyusun laporan arus kas. Nantinya, laporan utang bisa membantu bisnis untuk melakukan pembayaran dan mempersiapkan uang tepat waktu.
Marketing Funnel
Marketing funnel atau corong pemasaran adalah laporan yang cukup sulit untuk dihasilkan, terutama untuk startup tahap awal, karena memerlukan beberapa tahap pengumpulan dan pengolahan data. Bagaimanapun, laporan ini tidak sulit untuk dipahami dan juga tidak memerlukan sumber daya yang intensif.Untuk memulainya, startup dianjurkan untuk merancang model corong yang paling cocok untuk bisnis berdasarkan customer touch point (saat pengguna berinteraksi dengan produk atau layanan kita). Dari sana, startup bisa meningkatkan touch point atau mengubah model pengumpulan dan pengolahan data.
Terlepas dari cara mana yang dipilih, ide dasarnya adalah memahami ke mana sumber daya pemasaran harus difokuskan demi melakukan perbaikan. Jika dilakukan dengan benar, corong pemasaran ini bahkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memprediksi perilaku konsumen.
Pendapatan dan margin
Laporan pendapatan dan margin lebih populer dimasukkan dalam laporan laba dan rugi (profit and loss/ PnL). Startup tahap awal lebih disarankan untuk berfokus pada laporan pendapatan dan margin dibanding laporan PnL standar. Sebab,break even point (BEP) startup ini mungkin masih lama.Pada tahap ini juga, kamu tidak perlu berkecil hati dengan PnL negatif karena profitabilitas masih belum menjadi sesuatu yang wajib.
Sebaliknya, kamu bisa fokus memperbaiki margin, terutama margin yang dipertahankan sebagai persentase dari pendapatan. Mengendalikan biaya dan menetapkan harga secara cerdas untuk meraih keuntungan maksimal adalah kesuksesan metrik yang penting untuk startup— dan memang seharusnya diukur dengan cara itu.