www.openxcell.com |
Supply chain tracker, adalah salah satu peran Blockchain yang dapat bermanfaat bagi dunia perdagangan. Keseluruhan rantai pasokan mulai dari asal usul bahan mentah, kegiatan operasional di perusahaan, hingga proses distribusi selanjutnya dapat dilacak dengan blockchain.
Dengan Blockchain, keseluruhan proses rantai pasokan ini dapat dilacak dengan lebih efektif dan efisien. Semua berkat teknologi Blockchain yang begitu canggih. Tingkat visibilitas pelacakan lebih tinggi dengan transparansi pencatatan data di Blockchain. Lebih dari sekedar Electronic Data Interchange (EDI), Blockchain dapat memastikan originalitas dan memverifikasi kebenaran data suatu produk. Karena segala sesuatu yang tercatat pada Blockchain tidak dapat diubah dan keseluruhan pengguna Blockchain memiliki salinan datanya.
Untuk keamanannya pun tidak perlu diragukan, dengan algoritma dan kriptografi membuatnya sangat sulit untuk dijebol serangan para penjahat cyber. Secara sekuritas, terdapat private key yang memberi hak akses khusus yang hanya dapat digunakan oleh pengguna yang berhak. Dimisalkan pada suatu perusahaan retail, pihak distributor membatasi data yang dapat diakses oleh pelanggan hanya sebatas produk konsumsi. Mereka tidak akan membuka informasi lain yang tidak relevan pada keseluruhan proses rantai pasokan.
Kemampuan dan kebermanfaatan Blockchain pada rantai pasokan atau supply chain ini sudah tercium oleh perusahaan-perusahaan raksasa, dan beberapa sudah menerapkannya. Berikut adalah beberapa perusahaan yang merasakan manfaat Blockchain pada proses rantai pasokannya:
Walmart
Perusahaan ritel raksasa asal Amerika Serikat ini telah menerapkan teknologi Blockchain untuk beberapa produk pertanian dan perkebunan yang dijualnya. Teknologi ini disebut dengan smart-package, paket ini mencakup perangkat yang mencatat informasi melalui Blockchain. Beberapa informasi yang tercatat pada perangkat tersebut terkait dengan isi paket, lokasi asal, kondisi lingkungan asal, dan berbagai informasi lain. Jadi, kini para pelanggan Walmart dapat melihat dari mana asal buah Mangga yang akan dibelinya. Dan bagi karyawan, akan lebih mudah bagi mereka untuk melacak di mana suatu barang disimpan di gudangnya. Seperti dikutip pada, Wall Street Journal, teknologi yang diterapkan oleh Walmart dapat membantu pelanggan memahami dari mana makanan mereka berasal bahkan memudahkan proses penyetokan ulang dengan ekosistem Blockchain pada pengiriman barang.
UPS
United Parcel Service, atau sering disebut UPS adalah salah satu perusahaan pengiriman asal Washington, Amerika Serikat. Perusahaan ini resmi bergabung dengan Blockchain in Trucking Alliance (BiTA) pada bulan November 2017 lalu. Bergabungnya UPS pada BiTA diharapkan dapat mendorong peningkatan transparansi di antara semua kelompok yang terlibat dalam rantai pasokan. Aliansi ini bekerja untuk mengembangkan standar blockchain untuk industri pengiriman.
Dalam siaran persnya, pimpinan UPS menyatakan bahwa di masa depan standar blockchain dan kolaborasi antar perusahaan akan mendukung strategi logistik. Ini memungkinkan pelanggan UPS untuk berpartisipasi dalam perdagangan dan keuangan global. Ke depannya, UPS berusaha untuk mengembangkan pengaplikasian Blockchain pada cukai dan hal-hal yang berkaitan dengan pengiriman antar negara.
FedEx
Februari 2018 lalu bertambah satu lagi perusahaan ekspedisi raksasa yang bergabung dengan Blockchain, FedEx. Dengan pendekatan untuk pelanggan, FedEx pun telah meluncurkan program percontohan berteknologi Blockchain. Wakil presiden perencanaan strategis dan analisis FedEx, Dale Chrystie, menyatakan bahwa informasi pencatatan rantai pasokan FedEx kini dibangun di atas jaringan Blockchain dan diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan yang sering dikeluhkan pelanggan mengenai kejelasan informasi paketnya.
Perusahaan tersebut sudah membuktikan manfaat Blockchain pada supply chain mereka. Akankah jejak mereka diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain? Akankah teknologi Blockchain diadopsi pula oleh perusahaan lokal? Mari kita tunggu...