https://charlesngo.com |
Sebuah pertanyaan besar adalah ketika Blockchain merupakan suatu jaringan peer-to-peer terdesentralisasi dan tidak diregulasi oleh negara, lalu bagaimana menjaga kredibilitasnya?
Perkembangan teknologi tentu diikuti dengan berkembangnya kemungkinan ancaman yang mungkin datang. Baik dari sisi teknologi maupun oknum-oknum yang melakukan kecurangan. Dengan Blockchain, terjadinya kecurangan dari penambang atau orang yang bertransaksi semakin diminimalisir karena peran pengguna mulai digantikan dengan teknologi.
Berikut adalah penjelasan bagaimana cara kerja Blockchain berdasarkan bagan alur transaksi Bitcoin sebagai salah satu contoh produknya,
bitcoin.co.id |
Pertama, dibutuhkan hash address pada wallet pengguna. Hash address merupakan rangkaian huruf dan angka yang berfungsi sebagai alamat pengirim atau penerima. Hash address ini sebenarnya merupakan sepasang kunci kriptografi yang terdiri dari private key dan public key. Kemudian, ketika terjadi transaksi sang pengirim menandatangani pesan yang dikirim menggunakan private key yang bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh pemiliknya. Pesan tersebut kemudian diverifikasi oleh para miner menggunakan public key yang merupakan pasangannya. Pada saat transaksi terjadi, komputer para verifikator atau miner ini kemudian menggabungkan transaksi yang terjadi selama 10 menit terakhir ke dalam sebuah block transaksi yang baru. Komputer ini kemudian diaktifkan untuk menghitung fungsi hash kriptografi dengan perhitungan algoritma matematika yang mengubahnya menjadi rentetan alfanumerik berupa hash value. Setiap hash value memiliki informasi mengenai seluruh transaksi yang pernah terjadi sebelumnya.
Setelah hash value terbentuk, para miner kemudian mengkalkukasi hash value yang baru berdasarkan kombinasi hash value terdahulu, block transaksi yang baru, dan sebuah nonce, atau angka tak tentu yang dimasukkan sebelum data di-hash. Komputer para miner ini harus bekerja memunculkan berbagai macam hash dengan nonce yang berbeda sampai mereka menemukan nonce yang sesuai. Transaksi dapat terverifikasi setelah nonce yang diinput dinyatakan sesuai.
Berdasarkan cara kerjanya di atas, akan sangat sempit bahkan hampir tidak ada celah bagi para peretas karena mereka harus membongkar kembali tiap kegiatan verifikasi yang terjadi, dan pada tiap perubahannya dibutuhkan nonce yang berbeda. Serta harus dilakukan secara bersamaan dalam jumlah yang sangat masif.
Kriptografi dan ekonomi telah digabungkan dengan cara yang sangat menarik dan rumit untuk menciptakan teknologi Blockchain. Kembali pada sifatnya yang open source, peer-to-peer, dan terdesentralisasi, maka semakin besar kemungkinan teknologi ini dapat terus berkembang sesuai kebutuhan masyarakat. Adanya blockchain ini seakan menyentil kita untuk kembali menilik kembali perkembangan internet. Teknologi internet yang awal mulanya diragukan dan dipertanyakan cara kerjanya, nyatanya kini menjadi hal yang umum di masyarakat. Bagaimana dengan Blockchain? Dengan segala kecanggihannya, mungkin pantas bila Blockchain disebut sebagai era lanjutan dari internet.