socialnomics.net |
Saat ini disadari atau tidak sebagian besar waktu kita habis untuk bersosial media. Walau hanya melihat update status teman, kepo dengan foto-foto liburan artis atau membaca hal-hal yang viral di sosial media ternyata kegiatan tersebut telah mengambil waktu kita sampai dengan 30%. Dan kegiatan aktif di sosial media online menjadi lebih menyenangkan dibandingkan bersosialisasi secara langsung.
Mungkin banyak dari kita yang sudah mulai jengah bersosial media. Selain banyaknya iklan yang muncul, sosial media juga menjadi salah satu tempat penyebaran hoax yang paling mujarab. Informasi yang faktual serta terpercaya sepertinya sudah menjadi sesuatu yang sulit untuk didapatkan. Ya karena faktanya, banyak sekali konten palsu dari account sosial media yang juga palsu. Dan tentu saja, ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari tersebarnya berita-berita palsu tersebut. Sepertinya, sosial media kini seperti sudah kehilangan fungsi sebagai media untuk bersosialisasi.
Namun disamping itu semua, beberapa orang tetap optimis bahwa fungsi sosial media online bisa kembali ke fungsi yang sebelumnya, yaitu salah satu cara untuk mewujudkannya dengan menerapkan teknologi Blockchain dalam sosial media. Banyak orang percaya dengan adanya transparansi yang dimiliki Blockchain, maka dapat mengubah cara orang terhubung dengan satu sama lain melalui sosial media yang lebih baik.
Untuk meminimalisir maraknya akun palsu, teknologi blockchain memberikan suatu mekanisme untuk para pengguna untuk mengamankan informasi pribadi sendiri dan adanya layanan untuk memvalidasi identitas. Salah satunya ialah Uport, yaitu sistem identitas terbuka yang menggunakan blockchain Ethereum yang memungkinkan pengguna untuk mengelola identitas secara mandiri. Aplikasi juga diizinkan untuk menggunakan protokol Uport dalam memvalidasi dan memeriksa kepercayaan.
Sistem semacam Uport tentunya sangat membantu platform sosial media dalam memastikan para penggunanya. Dan dengan demikian platform sosial media tersebut benar-benar berisi orang-orang yang secara nyata ada.
Selain identifikasi identitas para pengguna, teknologi blockchain juga mendorong para pengguna untuk menjunjung tinggi kebenaran. Selain memfilter maraknya akun palsu, teknologi Blockchain juga mendorong para pengguna untuk membuat konten yang sebenarnya. Konten yang dibuat oleh para pengguna kemudian akan dikurasi oleh beberapa orang apakah konten tersebut benar adanya atau tidak. Cara ini tak hanya berguna untuk mengurangi penyebaran konten hoax, namun juga mengurangi maraknya plagiarisme. Salah satunya seperti Steemit, sebuah platform sosial media yang menggunakan teknologi blockchain. Semua pengguna yang tergabung didalamnya didorong untuk menjadi lebih produktif berkarya dengan menghasilkan konten asli dan tentunya bebas dari plagiarisme.
Nah selain itu, bagi kamu yang menjadi social media influencer juga bisa menggunakan platform social media berbasis platform yang khusus menghubungkan para influencer dengan brand-brand lokal maupun internasional yang akan membutuhkan para influencer seperti kalian. Seperti indaHash, contohnya.
Ya, sudah saatnya kita memasuki era sosial media yang lebih sehat dan lebih baik lagi. Karena kembali lagi, tujuan sosial media ya untuk memudahkan kita untuk bersosialisasi dengan sesama walau berada di tempat dan waktu yang berbeda.
Jadi kapan nih mau mulai berpindah ke sosial media dengan sistem blockchain?